Melati Dan Bayu
Cerita klise tentang perempuan yang mahu lari dan melupakan tapi kenangan memeluknya pulang. Langit Jakarta tidak biru. Tidak pernah biru sejak dia menjejakkan kaki ke kota sibuk ini lima hari lalu. Hari-hari yang berjalan dengan tenang dalam dirinya meski jalan-jalan macet teruk, kenderaan begitu rapat dan pemandunya masing-masing hilang sabar. Melati tidak lagi menangis seperti biasa. Americano di atas meja sudah dingin. Buku 100 Soneta Cinta karya Pablo Neruda terjemahan Aan Mansyur masih terbuka, masih di halaman 17 pada puisi VII sejak jarum panjang jam di dinding Filosofi Kopi menunjukkan angka tiga dan sekarang sudah di angka sepuluh. "... O Cinta, kini kita lupa bintang memiliki duri setajam ini!" Ingatannya jatuh lagi pada wajah yang masih bernyawa di dadanya. Wajah jelik dengan jenaka yang tak lucu namun selalu berjaya membuatnya tertawa. "Bintang maksudnya cita-cita, Melati." Melati senyum, merapatkan telefon Sony Experia Z berwarna p