biarkan aku di belakang pintu
Kesimpulannya, mungkin dia sudah sampai ke takah di mana tidak lagi merasa ingin berbakti kepada sesiapa melainkan diri sendiri. Aneh, sebelumnya berbakti kepada orang lain adalah bakti kepada diri sendiri. Tangan yang memberi juga akan mendapat.
Sekurang-kurangnya, bakti yang ingin dia buktikan. Bukan bakti sekadar tolakan yang mungkin, mungkin saja hati dan jiwanya ada, menurut akal yang selalu saja terbatas. Tapi mungkin bakti yang jiwanya pernah hidup, subur, namun telah mati ditebas waktu dan realiti diri sendiri terlalu ampuh untuk berbakti kepada apa-apa, kepada siapa-siapa.
Bilakah saatnya dia ingin menikmati makanan dengan mata terpejam keenakan jika perutnya selalu penuh? Bilakah dia ingin menikmati wangianmu jika dia mencium aroma semerbak saban waktu? Bila pula dia bisa memegang erat andai semuanya, dan segalanya ingin dimuatkan dalam dua tapak tangan?
Pernah tiba satu masa dia ingin rasai semuanya.
Sudah tiba pula masa dia ingin fahami apa yang dirasai.
---
Sekurang-kurangnya, bakti yang ingin dia buktikan. Bukan bakti sekadar tolakan yang mungkin, mungkin saja hati dan jiwanya ada, menurut akal yang selalu saja terbatas. Tapi mungkin bakti yang jiwanya pernah hidup, subur, namun telah mati ditebas waktu dan realiti diri sendiri terlalu ampuh untuk berbakti kepada apa-apa, kepada siapa-siapa.
Bilakah saatnya dia ingin menikmati makanan dengan mata terpejam keenakan jika perutnya selalu penuh? Bilakah dia ingin menikmati wangianmu jika dia mencium aroma semerbak saban waktu? Bila pula dia bisa memegang erat andai semuanya, dan segalanya ingin dimuatkan dalam dua tapak tangan?
Pernah tiba satu masa dia ingin rasai semuanya.
Sudah tiba pula masa dia ingin fahami apa yang dirasai.
---
Mungkin juga. Mungkin keterlingkungan begitu hampir pada suasana dan manusia yang asyik dengan buku-buku kehidupan, akhirnya menjentik silu dengan seluruh alam, alangkah bejat diri ini yang masih bermain dengan buku anak-anak dan mencari filem-filem lucu untuk ditonton saat senggang mahupun gundah.
Apalah ertinya dia seorang Mahasiswa? Yang masih merasakan silibus segala-galanya dan peperiksaan adalah dunia? Yang menafkahkan sepertiga waktu berpersatuan penuh untuk dewan yang tidak gemuruh?
Tidak ada yang wajar disesal, semua membina diri adalah hakikat yang harus ditelan tak dinafikan. Semua, cuma manfaat yang terbang, faedah tidak berpulang, dan jiwa yang terbuang - memaksa rasa-rasa tidak enak menjalar di bawah kulit yang dimamah ralit.
Dimanakah cinta jika kaupaksakan?
---
pilihanraya batch yang manis.
Ulasan
Catat Ulasan